Sudutpandang. Ancaman pemblokiran TikTok di Amerika Serikat ternyata tak
membuat ByteDance, perusahaan induknya, gentar. Justru sebaliknya, raksasa
teknologi asal Tiongkok ini dikabarkan tengah menyusun siasat baru yang
terbilang cerdik sebuah manuver strategis yang bisa jadi menjadi ‘jalan tengah’
di tengah tekanan politik dan regulasi yang terus mengencang.
TikTok di Ambang Pemblokiran
Semua bermula dari keputusan tegas Presiden AS Joe Biden
yang mengesahkan undang-undang pada April 2025 lalu. Lewat aturan itu,
ByteDance diwajibkan untuk menjual TikTok kepada pihak Amerika dalam waktu 12
bulan. Jika tidak? TikTok akan diblokir sepenuhnya dari wilayah AS.
Pemerintah AS menilai keberadaan TikTok berpotensi menjadi
ancaman terhadap keamanan nasional. Alasannya tak lain adalah kekhawatiran soal
data pengguna yang bisa diakses pemerintah Tiongkok serta kemungkinan adanya
manipulasi konten di balik layar.
Namun, ByteDance tak tinggal diam. Perusahaan tersebut
menolak opsi penjualan dan justru membawa kasus ini ke jalur hukum. Mereka
mengklaim kebijakan tersebut melanggar prinsip kebebasan berpendapat yang
dijamin konstitusi Amerika.
Strategi Alternatif TikTok Versi Amerika?
Laporan dari The Information mengungkap bahwa ByteDance kini
tengah mempertimbangkan langkah alternatifnya dengan membuat versi khusus
TikTok untuk pasar Amerika. Alih-alih menjual aplikasi, mereka akan menciptakan
versi terpisah yang dijalankan oleh sistem teknologi independen tanpa koneksi
langsung ke induk perusahaan di Tiongkok.
Rancangannya cukup menarik. Meski algoritma inti TikTok
tetap digunakan, pengelolaan datanya akan berada di bawah otoritas dan
infrastruktur lokal. Ini bisa menjadi celah yang memungkinkan TikTok tetap
beroperasi di AS tanpa harus melepas kepemilikan.
Namun, strategi ini tentu tidak sederhana. Pemisahan
infrastruktur, sumber daya manusia, hingga jaminan privasi pengguna akan
menjadi tantangan berat. Belum lagi jika pemerintah AS tetap bersikukuh pada
opsi tunggal: penjualan penuh.
Masih dalam Tahap Uji Coba
Perlu dicatat, rencana ini belum final. Masih dalam tahap
eksplorasi dan belum tentu direalisasikan. ByteDancepun belum mengeluarkan
pernyataan resmi soal skema ini.
Meski demikian, langkah ini menunjukkan bahwa perusahaan
tidak tinggal diam dan masih mencari celah untuk bertahan di salah satu pasar
terbesarnya. Sejumlah analis melihat strategi ini sebagai bentuk kompromi yang
menarik meski belum tentu cukup untuk memuaskan para pengambil kebijakan di
Washington.
Antara Bisnis dan Politik
Pertarungan TikTok di AS bukan hanya soal aplikasi hiburan
semata, tapi telah berubah menjadi permainan geopolitik yang melibatkan data,
kekuasaan, dan kendali digital. Apa pun langkah yang diambil ByteDance ke
depan, satu hal jelas: masa depan TikTok di AS masih berada di bawah
bayang-bayang ketidakpastian.