Sudutpandang. Di balik geliat pesat dunia teknologi, Indonesia kini tengah
berdiri di persimpangan penting untuk menjadi penguasa data digital di negeri
sendiri atau tetap berada dalam bayang-bayang kekuatan teknologi global.
AI Meledak, Tapi Siapa yang Pegang Kendali?
Tak bisa dipungkiri, masyarakat Indonesia adalah pengguna aktif teknologi kecerdasan buatan (AI). Pada 2024, tercatat lebih dari 300 juta kunjungan ke berbagai platform AI, menjadikan Indonesia salah satu dari 10 negara pengguna terbesar di dunia. Prestasi ini memang membanggakan, namun juga memunculkan pertanyaan krusial apakah kita hanya menjadi konsumen, atau juga pencipta dan pengelola teknologi?
Kedaulatan Digital Lebih dari Sekadar Internet Cepat
Istilah "kedaulatan digital" tak sebatas soal
akses internet atau penggunaan aplikasi lokal. Ini menyangkut kontrol terhadap
data pribadi warga, regulasi yang adil dan berpihak, serta kemampuan untuk
membangun infrastruktur digital mandiri. Sayangnya, meski pengguna teknologi
terus bertambah, Indonesia belum sepenuhnya menjadi “tuan rumah” di ranah
digitalnya sendiri.
Membangun Fondasi Dari Pusat Data hingga Talenta Digital
Beberapa langkah konkret sudah ditempuh. Salah satunya
adalah pembangunan pusat data skala besar di Batam, hasil kolaborasi antara
Indonesia Investment Authority (INA) dan DayOne. Proyek ini menjadi simbol niat
kuat Indonesia untuk tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga penyedia
infrastruktur digital regional.
Sementara itu, di bidang regulasi, pemerintah telah
meluncurkan sejumlah kebijakan penting mulai dari revisi UU ITE, Undang-Undang
Perlindungan Data Pribadi (PDP), hingga aturan sistem elektronik. Namun aturan
saja tak cukup sumber daya manusia juga menjadi fokus utama.
Pemerintah memperkirakan, jika tidak ditangani dengan baik,
sekitar 3 hingga 6 juta warga Indonesia akan terdampak kesenjangan digital pada
2030. Untuk itu, lima strategi disiapkan seperti pendidikan digital sejak dini,
program pelatihan ulang (reskilling), pengembangan platform talenta, dan
peningkatan kurikulum digital di lembaga pendidikan.
Kolaborasi Jadi Kunci Masa Depan
Kedaulatan digital bukan pekerjaan satu pihak. Pemerintah,
sektor swasta, akademisi, hingga masyarakat perlu bergerak bersama. Tanpa
kolaborasi, bukan tidak mungkin Indonesia akan terus menjadi “pengikut” dalam
arus digital global, meskipun penggunanya begitu banyak.
Kesimpulan Singkat
Indonesia tengah menapaki jalur menuju kedaulatan digital.
Meski masih banyak tantangan, pondasi sudah mulai dibangun. Kini saatnya
memastikan teknologi tak hanya dinikmati, tapi juga dikuasai dan dilindungi
untuk kepentingan nasional.