Sudutpandang. Banyak orang mungkin sudah merasa kewalahan hanya dengan
satu pekerjaan penuh waktu. Namun berbeda dengan pria asal India bernama Soham
Parekh, yang sukses menjalani empat pekerjaan di empat startup berbeda secara
bersamaan dan semuanya tanpa diketahui oleh pihak perusahaan!
Kisahnya sontak jadi perbincangan hangat di kalangan
profesional teknologi dan media sosial. Sebagian menganggapnya jenius
memanfaatkan sistem kerja remote, tapi tak sedikit juga yang mengkritik keras
dari sisi etika.
Siapa Sebenarnya Soham Parekh?
Soham Parekh adalah seorang software engineer yang tampaknya tahu benar bagaimana memanfaatkan celah dalam sistem kerja digital masa kini. Ia diketahui bekerja di empat perusahaan rintisan (startup) secara full-time, semuanya dalam waktu bersamaan dan tanpa seizin pihak manajemen.
Keempat startup itu dikabarkan beroperasi di industri
teknologi dan menerapkan sistem kerja jarak jauh yang memungkinkan Parekh untuk
menyulap jadwal, berpindah-pindah rapat, dan menyelesaikan proyek untuk
masing-masing tim tanpa dicurigai dalam waktu lama.
Ketahuan Saat Audit Perusahaan
Aksi Parekh akhirnya terbongkar bukan karena pengakuannya,
melainkan karena investigasi internal dari salah satu startup tempat ia
bekerja. Mereka menemukan ketidaksesuaian waktu kerja dan performa yang
naik-turun secara tak wajar.
Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, Parekh ternyata terhubung dengan tiga perusahaan lain. Ia menggunakan identitas dan akun berbeda untuk masing-masing pekerjaan praktik yang melanggar etika dan kontrak kerja di hampir semua perusahaan teknologi. Akhirnya, keempat perusahaan menyadari bahwa mereka berbagi “karyawan” yang sama, meski awalnya tak menyadari keberadaan Parekh di tempat lain.
Fenomena Overemployment Pandai Atur Waktu atau Langgar Etika?
Fenomena ini disebut sebagai overemployment ketika seseorang mengambil lebih dari satu pekerjaan penuh waktu di saat yang bersamaan. Dalam praktiknya, ini bisa terjadi karena perusahaan kini lebih longgar dalam sistem kerja remote, dan tak semua memantau karyawan secara ketat.
Sebagian orang menyebut Parekh sebagai sosok yang “produktif
ekstrem”, karena mampu membagi fokus dan menyelesaikan pekerjaan di beberapa
tempat sekaligus. Namun di sisi lain, banyak yang menganggap tindakannya
sebagai bentuk pengkhianatan profesional, karena mengorbankan komitmen terhadap
perusahaan.
Pelajaran untuk Dunia Kerja Digital
Apa yang dilakukan Soham Parekh jadi semacam wake-up call baik
bagi perusahaan maupun pekerja. Di satu sisi, perusahaan perlu membangun sistem
monitoring dan kebijakan kerja jarak jauh yang lebih tegas. Di sisi lain,
pekerja harus tetap menjunjung tinggi integritas dalam berkarier, meski peluang
terbuka lebar secara daring.
Para pakar HR juga mengingatkan bahwa bekerja di lebih dari
satu tempat tanpa izin bisa berdampak buruk jangka panjang, termasuk reputasi
profesional yang tercoreng dan potensi tuntutan hukum.
Fleksibilitas Bertemu Batas Etika
Kisah Soham Parekh bukan sekadar cerita viral. Ini adalah refleksi tentang betapa cepatnya dunia kerja berubah, dan bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan untuk hal baik atau sebaliknya. Bekerja keras itu keren. Tapi bekerja jujur, tetap jadi yang paling utama. Dunia profesional mungkin makin fleksibel, tapi etika dan tanggung jawab tak boleh diabaikan.