Sudutpandang. Meta yang punya Facebook & Instagram kini lagi getol
banget ngedevelop AI yang nggak cuma jago soal teks, tapi benar-benar ‘ngerti’
sama dunia sekitar. Biar nggak kalah sama kompetitor diglobal stage, mereka
pengin AI-nya punya kecerdasan yang lebih dalam, bukan sekadar narsis niru pola
kalimat.
Yann LeCun, Chief AI Scientist-nya Meta, bilang kalau AI jaman sekarang kayak ChatGPT, Gemini, atau Claude masih “papagan”. Jago niru, tapi nggak tahu artinya. Makanya, Meta pengin bikin AI yang bisa:
- Interaksi sama lingkungan nyata,
- Punya tujuan, rencana, dan strategi sendiri,
- Paham makna dibalik segala hal, bukan cuma punya hype word generator.
Strategi Multi‑Modal + Superkomputer
Meta lagi bangun platform baru bernama Open Catalyst. Nama
keren, kan? Platform ini dilatih pakai data teks, gambar, suara, sampai sinyal
sensorik biar AI-nya bisa belajar dari pengalaman, bukan cuma discreen doang.
Eh, mereka juga pakai superkomputer dan sistem training berskala
besar buat nge-boost prosesnya.
Tantangannya? Banyak, Coy
Tentu aja ada banyak tantangan berat mulai dari teknis kayak bagaimana AI bisa benar-benar ngerti niatan manusia hingga soal etika dan privasi. Apa jadinya kalau AI ini keliru? Kecipratan pekerjaan? Data kita bocor?
Tapi Meta optimis kok. Mereka janji mau sambil jaga tanggung
jawab, kerja sama sama banyak pihak peneliti, regulator, sampai masyarakat biar
AI-nya bener-bener berguna dan aman.