AI Bungkam Saat Gaokao Dimulai, Ada Apa dengan Chatbot di China


    AI Bungkam Saat Gaokao Dimulai, Ada Apa dengan Chatbot di China


    Sudutpandang. Ditengah semaraknya ujian masuk perguruan tinggi paling bergengsi di Tiongkok, Gaokao, terjadi hal yang tak biasa. Sederet chatbot AI buatan lokal seperti Baidu Ernie Bot, iFlytek Spark, dan SenseChat mendadak tidak merespons ketika diberi soal ujian oleh para pengguna.

     

    Bukan hanya salah menjawab, bot-bot ini benar-benar bungkam. Tak ada analisis pintar, tidak pula solusi cerdas seperti yang biasanya mereka tampilkan. Seolah-olah, mereka memilih menyerah.

    Gaokao Ujian dengan Beban Hidup Nyata

    Gaokao bukan ujian biasa. Ini adalah titik balik bagi masa depan jutaan siswa SMA di China. Ujian ini menentukan apakah seseorang bisa masuk universitas ternama atau tidak. Maka tak heran, saat teknologi AI tampak "gagal" menjawab soal Gaokao, publik langsung heboh.

    Kegagalan atau Taktik Sengaja?

    Banyak yang mengira ini sekadar kesalahan teknis atau keterbatasan sistem. Namun, sejumlah pengamat menyebut kemungkinan adanya pembatasan internal dari pihak pengembang.

     

    Beberapa dugaan mengarah pada mekanisme filter yang sengaja dipasang untuk mencegah chatbot digunakan sebagai alat curang. Pemerintah China sendiri sangat ketat dalam menjaga integritas Gaokao, sehingga sangat mungkin chatbot AI telah "diprogram" untuk tidak merespons saat mendeteksi soal-soal dari ujian nasional tersebut.

     

    Batasan Teknologi di Tengah Ambisi Digital

    Kejadian ini juga menjadi pengingat bahwa AI, secerdas apa pun, tetaplah ciptaan manusia yang bekerja dalam batasan yang ditentukan. Ketika ujian manusia justru menjadi medan ujian untuk mesin, ironisnya AI memilih diam.

    Dalam situasi ini, kemampuan berpikir kritis, ketekunan belajar, dan mental tahan banting para siswa kembali membuktikan dirinya tak tergantikan oleh teknologi setidaknya untuk sekarang.

     

    Mesin Belum Siap Jadi Pelajar

    Peristiwa "mogoknya" chatbot AI saat Gaokao menjadi refleksi menarik. Bahwa teknologi digital bukan solusi segala hal, dan bahwa dalam ujian kehidupan, manusia masih lebih tangguh. Sementara itu, AI yang katanya bisa menggantikan manusia malah memilih tidak ikut ujian.

     


    LihatTutupKomentar